MAKALAH
PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN VANILI
           
  



NAMA                       :   SILVESTER YULIANUS EKO SILI 

KELOMPOK            : B
                                     




ROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN LAHAN KERING
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini vanili (Vanilla planifolia) merupakan salah satu komoditas pertanian yang masih cukup prospektif untuk dikembangkan. Vanili memiliki harga jual yang relatif lebih tinggi dibanding komoditas lain khususnya di sub sektor perkebunan. Sebagai komoditas bernilai ekonomis tinggi perkembangannya telah meyebar dihampir seluruh Indonesia. Bali yang lebih dikenal sebagai sentra produksi selama ini telah digeser oleh Sulawesi Utara.
Indikator makro menunjukkan perkembangan kontribusi pasokan vanili ekport Indonesia di pasar dunia berada pada urutan kedua (15,1 persen) setelah Madagaskar yang mencapai 80,4 persen. Mulai tahun 1989 vanili Indonesia meningkat menjadi 42,11 persen sedangkan Madagaskar turun menjadi 43,50 persen. Posisi ladovesia kembali turun menjadi urutan ke empat (11,8 persen) sedangkan Madagaskar meningkat drastis mencapai 70 persen (Anonim, 1994).
Untuk diketahui bahwa harga pasaran dunia hingga tahun 2000 cukup stabil dengan harga jual eksport Indonesia berkisar antara US$ 59.60 – US$ 66.00 sedangkan Madagaskar berkisar antara US$ 70.00 – US$ 74.00 per kilogram kering. Terjadinya perbedaan ini sebagai dampak akibat adanya perbedaan kwalitas eksport dimana Indonesia lebih dominan kwalitas II dan asalan (whole bean) yang berkwalitas rendah, sedangkan Madagaskar umumnya dalam bentuk vanili tua yang berkadar Vanillin tinggi. Perbedaan kualitas dapat disebabkan oleh penanganan panen dan pasca panen komoditi vanili ini seperti pengolahan, pelayuan, pemeraman, pengeringan dan penyimpanan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ino adalah untuk mengetahui tahapan panen dan pasca panen yang benar pada tanaman vanili untuk menghasilkan vanili dengan kualitas yangbaik.


BAB II
PEMBAHASAN
PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN VANILI

2.1 Panen Tanaman Vanili  
Untuk mendapatkan buah vanili yang bermutu maka pemanenan hasil sebaiknya dilakukan secara bertahap (petik pilih) sedangkan yang belum masak ditunda. Hal ini supaya memudahkan melakukan proses sortasi.
Panen telah dapat dilakukan ketika buah vanili telah menunjukkan warna kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna hitam atau keras, yaitu setelah vanili berumur 9 bulan. Panen vanili sebaiknya dilakukan setelah buahnya benar-benar masak, karena bila panen terlalu mudah, buah vanili tersebut akan layu dan aromanya berkurang. Sedang bila dipanen terlalu tua (buah berbelah) maka akan menyebabkan harga panen turun dan warnanya sedikit suram.
Buah vanili yang sudah masak ditandai dengan perubahan warna dari hijau tua mengkilat menjadi hijau muda suram, kulit jagetnya berbentuk garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun menjadi besar dan akhirnya ujungnya menjadi kuning.
Pemetikan hasil dapat dilakukan dengan tangan (memuntir) atau dengan gunting agar buah yang tertinggal tidak rusak dan dapat mencegah kerusakan buah dan penurunan mutunya. Karena masaknya buah vanili tidak bersamaan dalam satu tandan, maka panen perlu dilakukan satu persatu dan dapat berlangsung selama 2 sampai dengan 3 bulan.

2.2 Pasca Panen Tanaman Vanili
Untuk menghasilkan mutu vanili yang baik dan mempunyai harga jual yang tinggi maka perlu penanganan pasca panen yang baik. Penanganan pasca panen terdiri atas beberapa tahapan yang saling berkaitan dimana satu tahap kegiatan akan mempengaruhi hasil kegiatan ditahap berikutnya. Adapun tahapan kegiatan pasca panen tanaman vaniali adalah sebagai berikut:
a)      Sortasi
Sortasi buah basah bertujuan untuk memperoleh buah yang seragam ukuran, bentuk, dan tingkat kemasakan. Setelah disortasi buah dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu, getah dan kotoran lain yang menempel pada buah vanili lalu ditiriskan untuk mempercepat proses pengeringan karena buah sudah tidak mengandung air.
Penyortiran buah berdasarkan keseragaman ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan kedudukan buah pada tandan akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain akan mempermudah pengawasan dan pelaksanaan dalam pengelompokan mutu (grading) pada akhir proses pengolahan nantinya, menghemat waktu dalam proses akhir dan akan menghasilkan buah vanili kering yang bermutu seragam.

b)      Pelayuan (Wilthing Treatment)
Tujuan pelayuan adalah untuk mematikan sel-sel buah serta mendorong proses bekerjanya enzim untuk pembentukan vanillin dan aroma dan mempermudah proses pengeringan. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan oven pada suhu 45 – 500 dan dengan air yang hampir mendidih pada suhu 95 oC selama 20 menit. Proses pelayuan ini dilakukan untuk memberi jalan bekerjanya enzim pembentuk aroma (Enzims β-glukosidase dan peroksidase. Kondisi ini akan memberikan kemungkinan lebih besar untuk mendorong pembentukan kadar vanillin cukup tinggi (2,4%), rendemen cukup tinggi (21-23%) warna lebih hitam dan aroma cukup baik.

c)      Pemeraman (fermentasi)
Proses ini dilakukan setelah pelayuan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh kesesuaian tekstur dan fleksibilitas. Prosedurnya adalah setelah perebusan selesai, buah dikeluarkan dan ditiriskan dengan tapis selama 10 detik sampai seluruh air menetes.
Kemudian buah dimasukkan kedalam peti kayu/kotak yang disusun secara teratur dan ditekan kebawah agar udara pada bagian bawah kotak pemeraman terdesak keluar dengan maksud meminimalisir kerusakan akibat se rangan jamur. Peti ditutup dengan menggunakan kain agar hawa panas tidak menguap . Proses ini dilakukan selama 48 jam. Buah yang berwarna kecoklatan disertai berminyak mengindikasikan bahwa proses pemeraman (fermentasi) telah berjalan dengan baik. Kotak ini disarankan agar berdinding rangkap yang diberi sekat/isolasi berupa sabut kelapa yang sudah dihaluskan, serbuk gergaji, kain tebal atau karung goni.

d)      Pengeringan
            Pengeringan pada buah hasil pelayuan dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air dalam buah yang bertambah akibat perendaman dalam proses pelayuan. Perlu diketahui bahwa, kadar air yang tinggi dapat menyebabkan infeksi jamur pada buah menjadi tinggi saat penyimpanan.
Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan buah yang telah diperam keatas kain yang merwarna hitam tebal yang bersih bebas debu dan jamur, berukuran 1,5 m x 1,3 m yang dapat membungkus 10 – 15 kg buah panili di bawah sinar matahari. Penjemuran sebaiknya dilakukan menggunakan para-para dari bambu atau papan berukuran 0,9 m (tinggi); 1,5 m (lebar) dan 10 – 12 m (panjang). Lamanya penjemuran disesuaikan dengan panas teriknya matahari selama 2 – 2,5 jam yang dibolak-balik secara merata 3 – 4 kali se hari selama 12 – 15 hari untuk masak petik; 10 -13 hari masak pecah: 10 – 12 hari buah kecil dan tidak normal serta 15 – 20 hari petik muda. Proses ini merupakan tahapan yang paling kritis dibanding tahapan lainnya. Upaya tambahan yang perlu dilakukan pada proses ini adalah penyeleksian buah yang telah kering (kadar air 55 – 60%) berciri: bentuk nampak keriput, lentur dan warnanya berwarna coklat agak kemerah-merahan.
Pengeringan juga dapat dilakukan denga menghamparkan buah yang telah dilayukan di atas kain tebal berwarna hitam. Hamparan harus merata dan tidak saling bertindihan. Hamparan buah kemudian ditutup kembali dengan kain tebal lainnya untuk kemudian dikeringkan di dalam oven selama 3 jam pada suhu 60 sampai 65 derajat celcius.

e)      Pengeringanginan
Tujuan dari tahapan ini adalah pengurangan kandungan kadar air dari 55 – 60% sampai 25 – 30%. Dapat dilakukan dengan mengangin-anginkan ditempat teduh pada anyaman bambu atau kawat yang disusun rapi berukuran 1 m x 1,2 m yang berkapasitas 10– 12 kg. Waktu yang dibutuhkan 3 – 6 minggu. Dalam proses ini buah vanili sebaiknya tidak terkena langsung sinar matahari. Untuk itu tempat untuk melaksanakan proses ini sebaiknya ditempat yang agak luas seperti gudang atau tempat yang dianggap layak. Pada proses ini masih pula terdapat pekerjaan sortasi tambahan untuk memilah buah yang telah betul-betul kering.


f)       Penyimpanan dan Pengepakan
Proses ini merupakan tahapan proses pascananen terakhir. Tujuannya adalah untuk memperoleh aroma atau rasa vanilli yang khas.
Penyimpanan dilakukan untuk mengantisipasi serangan jamur pada buah buah vanili yang telah dikeringkan, selain juga agar aroma khas vanilin pada buah dapat sempurna. Penyimpanan dan pengepakan buah dilakukan dengan beberapa tahapan yang antara lain:
1.      Buah vanili dipisah-pisah berdasarkan standar mutunya
2.      Buah vanili dibersihkan dengan kain lap bersih kemudian dibungkus menggunakan kertas minyak atau kertas parafin.
3.      Masukan bungkusan ke dalam kotak penyimpanan. Kotak penyimpanan boleh terbuat dari kayu, kaleng, maupun karton.
4.      Ruang penyimpanan harus bersih dan bebas dari hama gudang seperti tikus dan kecoa.
5.      Selama penyimpanan, sekali-kali buah harus diperiksa untuk mengantisipasi terjadinya infeksi jamur pada buah. Dan jika ditemukan infeksi, maka buah harus segera dibersihkan dengan bahan kimia berupa propylin glicol.
6.      Apabila dalam penyimpanan ditemukan buah yang mengeluarkan aroma tidak wajar, buah tersebut harus segera dipisahkan dari buah yang belum terinfeksi untuk kemudian dijemur dan diperam lagi.
7.      Setelah aroma vanilin dari buah sudah mantap, buah dapat langsung dijual dan dipasarkan.








BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Panen telah dapat dilakukan ketika buah vanili telah menunjukkan warna kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna hitam atau keras, yaitu setelah vanili berumur 9 bulan.
Penanganan pasca panen terdiri atas beberapa tahapan yang saling berkaitan dimana satu tahap kegiatan akan mempengaruhi hasil kegiatan ditahap berikutnya. Adapun tahapan kegiatan pasca panen tanaman vaniali ysitu: sortasi, pelayuan pemeraman, pengeringan, pengeringanginan dan penyimpanan.




DAFTAR PUSTAKA


Copyright © http://id.wikipedia.org/wiki/Vanili
Copyright © http://teknis-budidaya.blogspot.com
Copyright © Vanili - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Comments

  1. Columbia Titanium Boots
    Columbia Titanium titanium glasses frames Boots. The Columbian Rugby jersey is made of steel with an elegant, titanium color comfortable cushion. It microtouch trimmer is constructed with the titanium iv chloride sole of the $9.00 titanium stud earrings · ‎In stock

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PERBEDAAN PROGRAM DAN PROGRAMA PENYULUHAN