MAKALAH
“PERUBAHAN KEBUDAYAAN DALAM
MASYARAKAT”
NAMA : SILVESTER
YULIANUS EKO SILI
NIM : 142380045
ROGRAM
STUDI PENYULUHAN PERTANIAN LAHAN KERING
JURUSAN
MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI KUPANG
2016
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar dan memiliki keberagaman suku,agama,ras,budaya dan bahasa
daerah. Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku
bangsa memiliki adat istiadat yang berbeda- beda di dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar
belakang suku bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul
daerah dan suku Itu menyebabkan pertentangan/ketidakseimbangan dalam suatu
Negara (disintegrasi), apalagi dalam adat istiadat yang berbeda. Atas
uraian-uraian tersebut kami membahas masalah tentang “Adat Istiadat dalam
Kehidupan di Masyarakat serta cara Pengembangan maupun Pelestariannya”. Dalam
hal ini kami ingin menjelaskan tentang adat istiadat dalam kehidupan di
masyarakat tersebut serta menjelaskan beberapa cara pengembangan maupun
pelestarian adat istiadat dalam suatu daerah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pesatnya
pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang diiringi dengan persebaran
nilai-nilai baru serta ilmu pengetahuan dan teknologi maju, menyebabkan
nilai-nilai tradisi terdesak atau terdegradasi, tidak dipatuhi atau tidak
dikembangkan lagi, baik oleh pendukungnya, maupun oleh orang lain di luar
komunitas itu. Gejalan lain, ketika masyarakat pendukung tradisi patuh
mendukungnya, namun ternyata mendapat tantangan dari luar, seperti tidak adanya
pengakuan dan penghormatan terhadap tradisi lokal. Hal tersebut, tentunya akan
memudahkan konflik sosial.
Agar hal itu tidak terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, maka penghayatan terhadap nilai-nilia budaya mutlak
dilakukan, karena nilai-nilai tersebut menjadi ciri identitas masyarakat, yang
berkaitan erat dengan otentisitas perilaku atau visi hidup masyarakat pendukung
budaya lokal tersebut. Pentingnya memahami ‘nilai-nilai budaya’ sebagai energi
sosial yang mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat, akan membentuk
kinerja politik, ekonomi, penegakan hukum, pendidikan dan sosial suatu bangsa
ke arah yang lebih baik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk megetahui perubahan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perubahan Kebudayaan
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan
menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
a.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu
variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi
geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b.
Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada
modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun
eksternal.
c.
Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahawa: Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan
yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Unsur-unsur kebudayaan dikenal sebagai
tujuh unsur yang universal, yaitu sebagai berikut.
a.
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.
b.
Bahasa.
c.
Sistem Pengetahuan.
d.
Sistem Kemasyarakatan.
e.
Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian.
f.
SistemReligi.
g.
Kesenian.
2.2 Hubungan Perubahan
Sosial dan Perubahan Budaya
Perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya berkaitan dengan
penerimaan cara-cara baru atau suatu penilaian dari cara-cara masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini berarti garis pemisah antara perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari semakin sulit untuk
ditegaskan.
Biasanya, antara kedua gejala tersebut dapat
ditemukan hubungan timbal balik sebagai sebab dan akibat. Akan tetapi, dapat
pula terjadi perubahan kebudayaan tidak menyebabkan terjadinya perubahan
sosial. Misalnya, dalam perubahan model pakaian dan perubahan tari-tarian dapat
menjadi tanpa mempengaruhi sistem sosial. Akan, tetapi suatu perubahan sosial
akan selalu didahului oleh perubahan kebudayaan. Misalnya, lembaga keluarga,
perkawinan, atau negara tidak akan mengalami perubahan apabila tidak ada
perubahan yang fundamental dalam masyarakat.
Suatu perubahan sosial dalam bidang kehidupan
tertentu juga tidak akan berhenti dalam suatu titik. Maksudnya, perubahan
sosial akan diikuti oleh perubahan-perubahan sosial lainnya. Hal ini terjadi
karena struktur lembaga-lembaga kemasyarakatan bersifat jalin-menjalin.
Misalnya, apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya, akan terjadi
banyak perubahan yang tidak memengaruhi bidang ekonomi, struktur kelas sosial,
dan bidang-bidang lainnya yang saling berkaitan.
Menurut Kingsley Davis, Perubahan-perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan-perubahan kebudyaan. Kerubahan-perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagian kebudayaan, termasuk di dalamnya
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan segala wujud budaya. Misalnya,
Kingsley Davis mengemukakan perubahan kogat bahasa yang terjadi pada
bahasa-bahasa orang Aria setelah terjadi terpisah dari induknya.
Perubahan-perubahan tersebut tidak memngaruhi organisasi sosial dari
masyarakat-masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Perubahan-perubahan
tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan daripada perubahan sosial. Perubahan-perubahan
dalam kebudayaan memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Sudah tentu, ada
unsur-unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan
dalam kebudayaan tidak perlu memengaruhi sistem sosial.
2.3 Sebab-Sebab
Terjadinya Perubahan Social Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di
masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat
sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a
. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial
yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1. Dinamika
penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2. Adanya
penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang
bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan
dari bentuk penemuan lama (invention).
3. Munculnya
berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4. Terjadinya
pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam
keluarga.
b
. Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga
dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
(sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1. Adanya
pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah
untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut
mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga
dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2. Adanya
peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan
kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3. Adanya
pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda
akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima
tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu
kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat
bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2.4 Syarat-Syarat Terjadinya
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan dalam masyarakat
dapat terjadi dengan pertimbangan harus memenuhi beberapa persyaratan, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat
harus merasa butuh dengan perubahan, serta ada kesadaran bersama bahwa
kehidupan saat ini sudah tidak cocok lagi, mengingat pergeseran waktu telah
berdampak pada perubahan lingkungan. Akibatnya kebudayaan masyarakat masa
lampau tidak mungkin lagi dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini atau bahkan
kebudayaan yang tengah berlangsung saat ini harus dipersiapkan untuk
menciptakan kebudayaan masyarakat mendatang.
2. Perubahan
yang disebabkan terjadinya inovasi harus dapat dipahami dan dikuasai oleh
anggota masyarakat lainnya. Inovasi itu harus bermanfaat bagi kehidupan bersama
pada waktu mendatang. Seperti dapat kita contohkan dalam menjelaskan pentingnya
inovasi melalui pembangunan.
3. Perubahan
itu harus dapat diajarkan. Hal ini mengingat inovasi adalah suatu konfigurasi
mental atau adanya perubahan dalam tatanan sistem berpikir seseorang.
Konfigurasi mental tersebut akan menghasilkan perilaku dan hasil perilaku itu
di antaranya dalam bentuk benda-benda.
4. Perubahan
itu harus menggambarkan keuntungan masyarakat pada masa yang akan datang.
Perubahan yang dilakukan oleh inovator-inovator harus senantiasa didasarkan
pada fakta yang diambil dari kondisi saat ini dalam rangka meningkatkan taraf
kehidupan manusia yang lebih baik.
5. Perubahan
tidak merusak prestise pribadi atau golongan. Seorang pembaru yang berhasil
adalah mereka yang memiliki tidak hanya sekadar kecerdasan, tetapi juga
peluang. Ia juga harus memiliki kepribadian yang fleksibel, sehingga dapat
menghargai orang lain.
6. Perubahan
tersebut disepakati bersama dan mengikat seluruh warga/ anggotanya.
2.5 Contoh Perubahan
Kebudayaan
Berikut beberapa contoh perubahan
kebudayaan dalam masyarakat:
1.
Contoh Difusi
Difusi adalah menyebarnya salah satu unsur
kebudayaan di suatu ke tempat ke kebudayaan di tempat lain. Difusi terjadi
karena terdapat rasa sama, memiliki manfaat, dan kecocokan dengan budaya asing
tersebut. Misalnya aliran musik Barat yang kini telah memasuki aliran musik
Indonesia dan cara berkomunikasi melalui jejaring sosial dari Barat yang telah
merambat ke seluruh dunia. Perkembangan globalisasi juga mempermudah terjadinya
difusi.
2.
Contoh Asimilasi
Asimilasi adalah interaksi antara dua
kebudayaan yang berbeda menjadi kebudayaan baru namun tidak lepas dari dua
kebudayaan sebelumnya. Biasanya kebudayaan baru ini mengambil nilai-nilai
positif dari dua kebudayaan sebelumnya dan membuang nilai-nilai negatifnya.
Asimilasi timbul karena terdapat rasa toleransi antara kedua masyarakat dari
dua kebudayaan yang berbeda tersebut. Contoh asimilasi adalah kebudayaan Hindu
di India dan kebudayaan masyarakat Bali yang menjadi sebuah kebudayaan yang
amat berbeda dari kebudayaan Bali dan kebudayaan Hindu India namun tetap tidak
lepas dari kedua kebudayaan tersebut.
3.
Contoh Akulturasi
Akulturasi adalah perpaduan kebudayaan
yang berbeda yang berlangsung secara damai dan serasi serta tidak menghilangkan
unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Misalnya saat masuknya agama
Islam ke tanah Jawa yang pada saat itu kebudayaan Hindu masih sangat kental.
Namun saat ini agama Islam berlangsung sesuai dengan ajarannya dan kebudayaan
Hindu di pulau Jawa masih ada hingga kini.
4.
Contoh Sosialisasi
Sosialisasi adalah perubahan yang
terjadi karena suatu kebudayaan bersinggungan dengan kebudayaan lain sehingga
yang satu akan mengalah. Contohnya adalah seorang anak yang rajin yang pindah
ke sekolah yang mayoritas siswanya pemalas. Secara tidak disadari siswa
tersebut ikut menjadi pemalas.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi
kehidupan.
Perubahan sosial dan kebudayaan di
masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat
sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
Perubahan kebudayaan dalam masyarakat
dapat terjadi dengan pertimbangan harus memenuhi beberapa persyaratan, di
antaranya adalah sebagai berikut:(1)Masyarakat harus merasa butuh dengan
perubahan, (2)Perubahan yang disebabkan terjadinya inovasi harus dapat dipahami
dan dikuasai oleh anggota masyarakat lainnya, (3)Perubahan itu harus dapat
diajarkan, (4)Perubahan itu harus menggambarkan keuntungan masyarakat pada masa
yang akan dating, (5)Perubahan tidak merusak prestise pribadi atau golongan,
(6) Perubahan tersebut disepakati bersama dan mengikat seluruh warga/
anggotanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kun
Maryati, 2006, Sosiologi 3, Jakarta,Esis
Sajogyo,
Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
Schoorl,
J.W. 1980. Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang
Berkembang. PT Gramedia. Jakarta.
Subagiyo,
2006, Sosiologi jilid 3, Jakarta, Piranti Darma Kalotama
Tim
Sosiologi, Sosiologi jilid 3, Jakarta,Yudhistira
Tilaar,
H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Weiner,
Myron. 1980. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Comments
Post a Comment